Latest Posts

Selasa, 23 April 2019

REVIEW BUKU RINGKASAN NAHWU SHARAF

sukiprik.id



REVIEW BUKU RINGKASAN NAHWU SHARAF




Judul              : Ringkasan Nahwu Sharaf
Penulis            : Andi Holilullah dkk.
Cover              : M. Fikri Haikal
Penerbit          : PT. Trusmedia Grafika
ISBN               : 976-602-5747-58-8

            Buku ini merupakan karya monumental kelas Tsalits Madrasah Salafiyyah 4 Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L Krapyak karena menjadi karya perdana yang dicetak ber-ISBN dan akan disebarluaskan di pelbagai UIN di Indonesia, bahkan sampai di Malaysia. Buku ini di prakarsai oleh wali kelas Tsalits sendiri yaitu Ust. Andi Holilullah.
            Penulis buku Ringkasan Nahwu Sharaf yaitu: Andi Holilulloh, Muhammad Fikri Haikal, M. Iskandar Romadhoni, Prasetyo Adi Sutopo, M. Amir Syarif, Moh. Zakaria, Ahmad Avin Faza, Ahmad Riza Abdillah, M. Ilham Hasbullah, M. Ikhwanuddin, Syamsul Bahri, Hamied bin Ja’far, Andrian Muhtar H.L, Muhammad Iqbal Zamzami, M. Rizikin, Arif Rusman, M. Zian Nooramadhan, Rizal Fathurohman.
Berikut adalah nama-nama penulis buku Ringkasan Nahwu Sharaf urut sesuai dengan bab yang ditulisnya.

BAB 1 Pendahuluan
Berisikan tentang latar belakang, ruang lingkup kajian Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf dan juga tujuan dan manfaat Ilmu Nahwu.

BAB II Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al ‘Imrithi dan nazham Maqsud
Berisikan karakteristik antar masing-masing kitab seperti di atas

BAB III Materi Ilmu Nahwu
Berisikan penjelasan dari materi al Kalam, al I’rab, huruf jar dan qosam, isim-isim marfu’, isim nakirah dan ma’rifat, at Tawabi’, isim-isim yang dibaca majrur, alfi’lu, dan yang terakhir membahas tentang amil jawazim.

BAB IV Materi Ilmu Sharaf
Berisikan pengertian dan penjelasan tentang Tashrif, I’lal, Pengertian Fi’il Shahih dan Mu’tal, Fi’il Tsulasi Mujarrad dan Mazid, Fi’il Ruba’I Mujarrad dan Mazid

BAB V Tanya Jawab Nahwu Sharaf
Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai macam pertanyaan dari setiap babnya.

Buku ini sangat recommended bagi pelajar atau santri pemula yang ingin mendalami ilmu Nahwu.

BAB VI Penutup

“SEMOGA BERMANFAAT DAN BERKAH”

sukiprik.id

REVIEW BUKU EPISTIMOLOGI ILMU NAHWU





Judul              : Epistemologi Ilmu Nahwu
Penulis            : Andi Holilullah, M.A
Cover              : M. Fikri Haikal
Penerbit          : PT. Trusmedia Grafika
ISBN               : 478-602-5747-57-8

            Buku ini merupakan karya pertama Ust. Andi Holiluuloh pada genre Ilmu Nahwu atau Gramatika Arab. Dalam buku ini dijelaskan dua jenis kitab Nahwu yang sering dikaji di pelbagai Pondok Pesantren di Indonesia bahkan Dunia yaitu; al Ajjurumiyyah dan al Nahwu al Wadih. Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan review singkat buku Epistemologi Ilmu Nahwu.

BAB I Pendahuluan
Dalam pendahuluan penulis menjelasskan tentang pentingnya Ilmu Nahwu dalam perjalanan mendalami dan memhami sumber hokum Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Penulis juga memberikan suatu teori dalam mengkaji kedua kitab yang akan dibahas dalam review ini yaitu  teori epistemologi.

BAB II Kajian epistemologi Ilmu Nahwu
Dalam bab ini penulis menjelaskan definisi Ilmu Nahwu, sejarah Ilmu Nahwu, Ruang Lingkup kajian Ilmu Nahwu dan tujuan sekaligus manfaat Ilmu Nahwu.

BAB III Karakteristik KitabAl AJurumiyyah dan al Nahwu al Wadih
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran, latar belakang, tujuan manfaat, intelektualitas dan rangkaian Kitab al Ajjurumiyyah dan al Nahwu al Wadih.

BAB IV Kajian Ilmu Nahwu dalam Kitab al Ajjurumiyyah dan al Nahwu al Wadih
Sedangkan dalam bab ini penulis memaparkan sistematika, landasan epistemologi dan persamaan juga perbedaan kedua kitab tersebut.

BAB V Penutup

“SEMOGA BERMANFAAT DAN BERKAH”

Selasa, 20 November 2018

Komplek L





@asna8mujahid, @komplek_el  -  Muhammad bin Abd Allah SAW adalah anugerah agung dari Allah untuk alam semesta. Ia disambut dengan penuh suka cita, bukan hanya oleh makhluk Allah di bumi, melainkan juga di langit.
Ahmad Syawqi, raja penyair Arab modern menyenandungkan puisi yang sangat indah, menyambut kelahiran Nabi saw :
ولدَ الْهُدَى فَالْكَائِنَاتُ ضِيَآءُ ، وَفَمُ الزَّمَانِ تَبَسُّمٌ وَسَنآءُ
الرُّوحُ وَالْمَلَأُ الْمَلَائِكَ حَوْلَهُ ، لِلدِّينِ وَالدُّنْيَا بِهِ بُشْرَاءُ
وَالْعَرْشُ يَزْهُو وَالْحَظِيرةُتَزْدَهِي وَالْمُنْتَهَى وَالسّدْرَةُ الْعَصْمآءُ

Telah lahir Nabi, sang Pembimbing
Alam Raya pun berpendar cahaya
Zaman tak henti-hentinya menebar senyum
Dan puja-puji serta kekaguman penuh kepadanya

Jibril dan para Malaikat mengelilinginya
Dunia hari ini dan masa depan kemanusiaan bersuka-cita
Singgasana Kerajaan Tuhan (‘Arasy) berdiri megah
Puncak alam semesta (Sidrah Al-Muntaha)
Memancarkan cahaya berkilau-kilau

Source : Mbah Yai @husein553
---
---
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H
---
---
#alasantri #almunawwir #komplek_el #happymaulid

Minggu, 28 Oktober 2018

Komplek L
Selamat Hari Sumpah Pemuda
28 Oktober 2018
.
'Syubbanul Yaum Rijalul Ghodd'
Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang

Momentum Hari Santri tidak jauh dari hari sumpah pemuda, membuktikan semangat santri adalah semangat yang muda, menggelora memperjuangkan bangsa

#harisumpahpemuda #harisumpahpemuda2018 
#santrialmunawwir #almunawwirkrapyak


Senin, 22 Oktober 2018

Muktamar Pemikiran Santri Nusantara menjaga eksistensi santri agar teraktualisasi dengan baik

sukiprik.id

Puluhan bahkan ratusan santri-santri di Nusantara berkumpul menjadi telaga santri di Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta dalam acara bertajuk "Muktamar Pemikiran Santri Nusantara dengan tema Islam Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer", Rabu 10/10/2018.
Sebagaimana biasanya bapak Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama RI adalah sosok yang dinantikan kehadirannya guna membuka dan memberikan sedikit keynote speech kepada para santri-santri dan juga para pilihan dari seleksi acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara yang diadakan oleh Kemenag RI.
menurut bapak Lukman Hakim Saifuddin, bahwa tujuan diadakannya Muktamar Pemikiran Santri untuk kali pertamanya ini adalah untuk menjaga eksistensi santri agar dapat teraktualisasikan dengan baik, terutama pemikirannya dalam menyambut zaman di mana kita hidup di dua alam secara bersamaan.
"Dua alam itu yang pertama adalah alam nyata dan alam maya", terang Menteri Agama RI tersebut.
Dunia nyata adalah dunia yang sekarang  kita bisa lihat dengan mata kepala yang terjadi secara real, konkrit dan nyata, seperti sekarang lagi ada acara Muktamar di Al Munawwir. Berbeda halnya dengan dunia nyata. Bahkan dunia maya bisa lebih mempunyai pengaruh yang amat besar dalam mempengaruhi tata cara, nilai-nilai yang kita anut bahkan pola pikir atau mind seet kita.
Seperti yang sempat disinggung oleh bapak Kamaruddin Amim selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam RI. Menjaga nilai-nilai tawasuth perlu digencarkan di kalangan  pesantren, tawasuth sama halnya dengan moderat lawan dari ekstrim, yaitu sifat yang terlalu dalam mempelajari makna suatu teks secara konservatif tanpa diimbangi dengan konteks.
"Perlu kita pahami dalam Agama bahwa pemahaman yang begitu bebas yaitu liberalisasi dalam Agama cenderung meninggalkan teks". Ungkap beliau.
Pendekatan tekstual dan kontekstual tidak harus dihadapkan, tidak harus dinegasikan atau saling merendahkan. Tapi itu adalah kekayaan kita, harusnya saling mengisi, saling menambahi dan saling melengkapi. Bukan terus-terusan saling merendahkan. Atau malah saling mendeklarasikan diri yang utama. Semuanya baik kalau kita pakai semua pendekatan itu.
Untuk itu, janganlah berat kanan maupun berat kiri, sebagaimana kata bapak Menag tadi Tawasuth lebih aman dan baik.
Sementara pernah disinggung juga tadi oleh bapak Direktur Jenderal Pendidikan Islam bapak Kamaruddin Amin tentang perempuan dalam kacamata Islam.
"Perempuan menurut kajian yang dapat dibuktikan secara ilmiah, Islam hadir untuk menjaga martabat perempuan", tutur bapak Menag tersebut.
"Tentu ini menjadi bagian yang perlu dikaji lebih lanjut. Di zaman kekinian ini, santri harus berada di garda depan untuk membentengi isu-isu seperti itu, yang dengan sifat Border life (tanpa batas)", lanjut beliau.
Sementara di tengah terik siang yang sebentar lagi redup dan untuk kemudian hilang digantikan malam. Para santri tetap berantusias fokus mendengarkan apa yang dikatakan oleh bapak Menteri Agama RI tersebut.
kebudayaan mestinya juga bisa memberikan pandangan yang konstruktif, bagaimana kebudayaan lahir tanpa harus tercabut dari nilai-nilai Agama kita. Revitalisasi kita, juga dengan mengaji secara mendalam.
"Apakah kitab-kitab turats di pondok pesantren ini dari dulu sampai sekarang berkembang atau menyempit?", tanya pak Menag seraya mengetes audiens.
Tujuan diadakannya Muktamar Pemikiran Santri Nusantara ini salah satunya adalah agar eksistensi santri bisa teraktualisasi dengan baik.
Yang terkahir bapak Lukman Hakim Saifuddin memberikan penjelasan tentang dua makna yang tidak bisa di pisahkan dari penetapannya Hari Santri Nasional
Pertama, penetapan Hari Santri adalah rekognisi pengakuan Negara terhadap pondok pesantren. Kedua, penetapan Hari Santri hakikatnya adalah bentuk penyadaran kepada kita untuk bisa lebih bertanggungjawab terhadap nasib bangsa ini.
‌Di era globalisasi tantangan semakin komplek dan beragam, untuk itu Kementerian Agama RI memberi penjelasan mengenai rukun-rukun dimana sebuah institusi itu bisa diakui sebagai Pesantren, yaitu
‌Arkanul Ma'had
1. Kyai 2. Santri 3. Kitab-kitab 4. Harus berasrama 5. Keberadaan masjid.
Kemudian beliau juga menjelaskan dengan tegas bahwa di dalam yang namanya Pesantren pasti ada yang namanya ruhul Ma'had, yaitu
Kesederhanaan, Keikhlasan, Kemandirian , Wasathiyah, Tawasuth,  Tawazun dan yang terakhir cinta kepada tanah air. (gs)





Sabtu, 20 Oktober 2018

Komplek L

Mengenal Lebih Dekat Pengurus masa khidmah 2018-2019 Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L Krapyak-Yogyakarta.

Ketua Umum : @ridwansyarif957 , S.Pd. @ridwansyarif957
Ketua I : @bahrul.f , S.Kom. @bahrul.f 
Ketua II : @imamkhoeroni
Sekretaris I : Wildan Nadiyal Ahsan
Sekretaris II : Annas Mashuri
Bendahara I : @yogasahria , S.Kom. @yogasahria 
Bendahara II :  @ikhwanuddin_
_
Ketua Departemen

1. Dept. Pendidikan: @chanifainun
2. Dept. Sosial & Budaya: Mohammad Ilham Hasbullah 
3. Dept. Kebersihan & Lingkungan:Ahmad Riza Abdillah 
4. Dept. Keamanan & Konseling: Arif Rusman  5. Dept. Humas: Faizal Ubaidilah 
6. Dept. Inventaris: Misbhahul Arif T. 
7. Dept. Kominfo: @nurcholis_bilmusthofa
 Badan Semi Otonom
 1. El- Takmir & El Hadroh: Abdul Hadi 
2. El- Pengembagan Bahasa Asing & El- Tasrih: Ilham Muhammad A.H
 3. El -hufadz: Achmad Soib
 4. El - LOR ( Lembaga Olah Raga).
Semoga Bisa Istiqomah dalam Mengemban Amanah Masa Khidmah 2018/2019
.
."Ngabdi Kanthi Ikhlas Kanggo Pondok, Mugo-Mugo angsal berkag Rama Yai"
....

Jumat, 01 Juni 2018

Nur cholis bil


Progam Khusus Ramadhan Komplek L
Wahabi yang selama ini kita maksud yakni keleompok wahabi yang pendirinya Muhammad bin Abdul Wahab, yang lahir pada 1111 H, bukan sekte al-wahabiyah yang merupakan cabang dari syi'ah yang pendirinya Abdul Wahab bin Abdurohman pada abad 2H, Ulama dibagi 4 yaitu: Salafi, Kholafi, Mutaqodimun, dan Mutaakhirin
Pengajian Kitab Masali Rodi Ila Aqwali  Wahabiyah oleh Ust Syarwani
Nur cholis bil
 Jalan Bertemu Malam Seribu Bulan
Achmad Soib & Abdurrahman
Di bawah langit gelap, dan ditemani sinar rembulan, seakan tiada waktu yang lebih romantis untuk bercinta. Suasananya sunyi bagaikan kota mati, namun menjadikan mereka para sufi lebih khusyu’ untuk memunajat pada Ilahi. Waktu yang umumnya manusia beristirahat, untuk melepaskan lelahnya, justru mereka buat untuk ber-taqarrub kepada-Nya. Itulah waktu malam, dimana dalam malam-malam itu ada salah satu malam Allah membuka pintu-pintu keajaiban dan keberkahan.
Nabi Muhammad saw pernah menuturkan jalan malam itu, malam yang rasanya sangat nyaman, hembusan anginnya tidak terasa dingin dan tidak panas, langit menyambut malam itu dengan wajah cerah tak berawan, bumi seperti disirami oleh sinar keberkahan, bukan lain itulah malam yang disebut-sebut dengan malam seribu bulan.
Rasanya tak cukup digambarkan dalam tulisan, namun yang jelas malam itu merupakan malam yang dicari dan dinanti, malam yang keistimewaannya  tak ada duanya. Malam seribu bulan yang juga disebut dengan lalilatul qodar, al-Qodar  yang berarti ketetapan atau kemuliaan, sesuai dengan sebuah peristiwa dimana Allah menurunkan al-Qur’an secara lengkap dari lauhul mahfudz ke baitil ‘izzah yang berisi ketetapan-ketetapan dan peraturan manusia dalam berkehidupan.
Berbicara tentang lalilatul Qodar para ulama dalam ijtihadnya berbeda pendapat, baik maknanya, tanggal terjadinya, dan hal lain tentang malam lailatul qodar. Sebab malam lailatul qodar merupakan hal ghaib yang sampai sekarang masih menjadi misteri, yang manusia biasa tidak dapat mengetahuinya. Allah sengaja tidak memberi tahu secara jelas kapan terjadi, dengan tujuan supaya manusia berlomba-lomba untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Kalau saja Allah memberi tahu malam lailatul qodar, tentu manusia akan menganggap enteng malam-malam lain.
Satu malam yang nilai ibadahnya lebih baik dari pada malam seribu bulan merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad, sebuah keistimewaan yang belum pernah diberikan kepada umat sebelumnya. Dalam sisi lain adanya malam lailatul qodar juga merupakan bentuk keadilan Allah terhadap umat Nabi Muhammad, sebab umat terdahulu diberi umur yang panjang, seperti Nabi Adam 1000 tahun, Nabi Nuh 950 tahun, sudah barang pasti umat terdahulu yang umurnya panjang akan lebih mempunyai banyak pahala. Dengan keadilan-Nya Allah memberikan satu malam untuk menyamakan antara umat terdahulu dengan umat Nabi Muhmmad yang apabila dihitung satu malam itu sama dengan 83 tahun 4 bulan. Kendati usia umat Nabi Muhammad relatif lebih pendek, namun dengan mendapatkan malam seribu bulan ini dapat melebihi umat terdahulu. Karena umur tidaklah harus panjang, namun keberkahan dalam umur itu yang dicari, entah panjang ataupun pendek. Apa gunanya umur yang panjang apabila ia sia-siakan, bukankah lebih baik umur pendek yang ia manfaatkan untuk ber-ta’abbud kepada Allah.
Ketahuialah bahwa tidak ada suatu jalan kemuliaan dan keagungan yang didapatkan tanpa upaya dan usaha keras terlebih dahulu. Lailatul qodar ibarat berlian yang disembunyikan di sebuah lapangan luas. Jika orang mencarinya dengan main spekulasi, mencari sebelah sana, sebelah sini, lari ke tengah, lari ke pinggir, mungkin malah tidak ketemu. Tetapi jika kita mencarinya dengan meneliti setiap meter persegi dari lapangan itu, niscahaya berlian itu akan ketemu. Artinya dalam mencari malam lailatul qodar harus memakai strategi dan jalan terjal yang telah dituturkan oleh para ulama. Dengan demikian, kita harus tekun setiap malamnya untuk qiyamullail, dengan mengerjakan ibadah apa saja kepada Allah, seperti shalat sunnah, dzikir, membaca al-Qur’an dan lain sebagainya.
Rasulullah memberikan penjelasan yang telah disepakati oleh jumhur ulama, bahwa datangnya malam lailatul qodar yaitu pada 10 hari terakhir romadhon dan jatuhnya pada setiap malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Konon, para ulama yang kasyaf (orang-orang yang diberi karomah bisa mengetahui sebagian yang ghaib), seperti Imam Abu Hasan asy-Syadzili menyatakan apabila permulaan Ramadhan adalah hari Ahad maka lailatul Qodar jatuh pada 29 Ramadhan, apabila hari Senin jatuh pada 21 Ramadhan, apabila hari Selasa jatuh pada 27 Ramadhan, apabila hari Rabu jatuh pada 19 Ramadhan, apabila hari kamis jatuh pada 25 Ramadhan, apabila hari Jum’at jatuh pada 17 Ramadhan, dan apabila hari sabtu jatuh pada 23 Ramadhan. Demikian kutipan dari kitab Tafsir ash-Shawi jilid iv, halaman 337, karya syaikh Ahmad Shawi.
Alhasil, malam lailatul qodar ialah malam yang agung, malam yang mulia, malam yang penuh keberkahan, rahmat, ampunan dan malam yang mustajabah. Puluhan ribu malaikat yang ada di sidrotil muntaha turun ke bumi yang dipimpin oleh malaikat Jibril, mereka membeberkan sayap dan mendo’akan para umat Islam, seakan bumi ini menjadi sempit sebab penuh dengan malaikat, kecuali tempat-tempat maksiat. Bahkan malam itu setan tidak mampu berbuat kejelekan dan keburukan.
Di bulan suci tahun ini, tak pantas sepertinya kita meninggalkan kesempatan yang baik untuk mencari lailatul qodar. Engkau tidak tau kapan ajal menjemput, sehingga belum sempat menjumpai malam seribu bulan. Seyogyanya jangan sia-siakan amal yang sangat agung ini, ia hanya akan datang satu tahun sekali. Pernahkah engkau berpikir anak panah yang dilepaskan dari busurnya? Anak panah itu tak akan dapat ditarik kembali. Begitupun waktu yang engkau miliki, dari detik ke detik akan meleset dan tak akan dapat engkau cari di hari esok. Sepanjang hari, sepanjang malam, jika engkau mengetahui malam lailatul qodar, hidupmu akan dipenuhi kerinduan yang membara. Mungkin kita tak tahu kapan malam seribu bulan itu datang, namun hendaknya kita berusaha sekuat tenaga dan ilmu untuk menggapainya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan malam seribu bulan.


Sabtu, 15 April 2017

Sidang Pleno III Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Sempat Terhenti Beberapa Saat

eltasriih


 Suasana Sidang Pleno III
Yogyakarta, Komisi Musyawaroh Santri (KMS) Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L mengadakan Rapat Tahunan Pondok (RTP). Jum’at (14/4) Sidang Pleno III tentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus kali ini   diterima seperti biasa. Pada awalnya, peserta yang menghadiri korum tidak memenuhi syarat yang sudah ditetapkan dalam Tata Tertib KMS untuk menjalankan laporan pertangung jawaban. Akan tetapi, semua persyatan itu diserahkan kembali ke korum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga Sidang Pleno III (LPJ) tetap dilaksanakan. Peserta sidang pleno III terdiri dari tamu undangan yaitu ustadh-usthad, pengurus demisioner, sesepuh blok, dan Dewan Perwakilan Santri (DPS).

Peserta yang hadir pada tahun ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan tahun lalu sehingga respon dari peserta sangat minim untuk menanggapi seluruh laporan pertanggung jawaban dari pengurus. Hal ini sangat disayangkan karena (LPJ) ini akan memberikan laporan tentang kegiatan yang sudah terlaksana maupun tidak yang nantinya menjadi bahan koreksi untuk kepengurusan selanjutnya. Bukan hanya itu, kepanitiaan KMS ini sebagai penyusun dalam program kerja yang akan dijadikan patokan oleh pengurus yang akan datang dan sebagai penentu diterima atau tidaknya LPJ kepengurusan.

Ditengah-tengah laporan pertanggung jawaban berlangsung, tepat pukul 02:30 WIB suasana mulai memanas ketika salasatu tamu undangan Hedrik Sukendar Baskuni selaku Ketua Demisioner Periode 2015/2016 membuka pembicaraan mengenai jumlah peserta yang bisa dihitung jari. Ia menegaskan bahwa jika antusias dari peserta sidang pleno ini sangat sedikit maka bagaimana bisa laporan pertaggung jawaban ini bisa diterima dan bisa didengar oleh selurus santri komplek L.  Ia juga menambahkan bahwa kepanitiaan KMS ini sebagai salah satu dari ajang pengkaderan untuk kepengurusan selanjutnya. karena seluruh anggotanya merupakan santri baru yang akan dilihat kwalitas kepribadiannya. Jika peserta yang hadir hanya  ketua dan beberapa anggotanya maka bagaimana kepengurusan selanjutnya. Ungkapnya dengan nada tinggi.

Sidang Pleno sempat terhenti beberapa menit, hampir seruluh peserta yang hadir menanggapi hal tersebut. Dimulai dari tamu undangan, pengurus, dan pimpinan sidang. Suasana pun bergemuruh dengan sanggahan-sanggahan yang bisa menghentikan jalannya Sidang Pleno III. Akan tetapi seluruh pengurus mempertahankan agar Sidang Pleno III bisa dilanjutkan karena waktu yang sudah mendekati fajar. Pada dasarnya seluruh ruangan didominasi oleh pengurus dan akhirnya Sidang Pleno III bisa dilanjutkan sampai selesai.

Lutfi Lauza’i selaku Lurah Komplek L menanggapi permasalahan diatas bahwa sebenarnya permasalahan ini keluar dari tema dan ini menjadi bahan evaluasi untuk KMS dan DPS. Sebenarnya, KMS dan DPS ini sudah aktif dari awal rapat pembentukan sampai sidang Pleno II, idealnya memang harus sampai pada sidang pleno III akan tetapi apa boleh buat. Jelasnya.  Ia juga ber khusnudhon faktor terjadinya hal seperti ini dimungkinkan karena bertepatan dengan tanggal merah dan faktor psikis panitia yang mulai merosot sehingga terjadi seperti ini.  Dan ia malah senang dengan tanggapan seperti itu dari para peserta yang hadir. (hamba)




Sabtu, 01 April 2017

MENULIS DEMI RAKYAT

eltasriih



Ilustrasi: mikul
Oleh: Romadhoni*
 
Tidak bisa dipungkiri perkembangan zaman yang sudah super gila ini, membuat sebagian dari kita terlalu terlena dengannya. Bagaimana tidak,? Sumber-sumber berita yang dulunya bisa didapat hanya dengan Koran, televisi, radio. Kini hanya dengan beli kuota 4G dan tersambung dengan berbagai sosial media, justru lebih mempermudah mentidakses berita yang tidak tau sumber ke orisinalnya. Kita lebih mempercayai opini-opini yang terpampang dan ditulis oleh sebagian orang, yang tujuannya tidak lain hanya untuk menguntungkan satu pihak demi menjatuhkan pihak lain yang menjadi lawannya. Kita di jejali dengan berbagai stigma-stigma negatif, dengan senjata yang tidak begitu tajam, tetapi lebih mematikan dari hanya sekedar tombak sekalipun, yakni berupa tulisan.     
Ya. Tulisan yang di sebarluaskan inilah yang menjadi senjata mereka untuk menyerang, menerkam, menjatuhkan, bahkan bisa terprovokasi sekaligus. Kalau dulu ada maqolah yang intinya bahwa ‘orang bisa dibunuh bahkan bisa membunuh hanya karena mulut atau omongannya. Dan menurut saya, kini mulut yang dimaksud di maqolah tersebut itu lebih ketulisan yang dibuat. Mereka menulis berbagai hal tentang diri seseorang untuk selanjutnya di beritidakan secara sosial tanpa ada persetujuan dari orang yang diberitidakan, hanya untuk menuangkan opini yang tidak tahu arah maksudnya. Jadilah banyaknya penafsiran, pemahaman, atau sudut pandang berbeda dari apa yang dia tulis dari para pelaku sosial. Penilaian-penilaian pun tidak bisa terbendungi. Berbagai statement-statement pun mulai bermunculan di media sosial, tidak ubahnya kentut yang dengan sendirinya keluar tanpa diharapkan.     
 Omong-omong kentut sepertinya bisa dikorelasikan dengan penulis menuliskan seseorang justru membuat orang itu geram. Kebanyakan dari orang menganggap kalau bau kentut itu adalah  sumber dari emosi kemarahan. Berbeda dengan orang  yang mengeluarkan kentut itu sendiri, dia tanpa ada rasa salah sekalipun menganggap bahwa ini adalah rezeki yang tuhan berikan, kalau tidak dikeluarkan maka akan jadi penyakit bagi dirinya. Tidak berfikir kalau orang disekitarnya yang merasa terdholimi oleh kebrutalan bau kentutnya. Dan dia kali ini lupa, kalau ada orang lain yang mengentutinya maka dia akan merasa didholimi oleh orang tersebut bahkan meluapkan emosi kemarahannya, meskipun tidak tersalur dengan gaya mata atau pukulan, paling tidak dia akan menghindar untuk meluapkan keemosiannya. Dan begitu sebaliknya orang yang mengentutinya akan merasa ini adalah sebuah anugrah yang besar. Dan begitu seterusnya.  Mungkin ini harus kembali ke topik awal, sebelum kalian terbawa suasana masalah yang sensitif, tapi dibiarkan mengambang begitu saja dipusaran pondok pesantren kita. Kayaknya tidak akan habis-habisnya membahas persoalan kentut yang akhir-akhir ini jarang diberitidakan dan menjadi resah masyarakat olehnya. Padahal ini adalah masalah sosial yang paling tidak didiskusikan bagaimana kalau ada tempat khusus pembuangan kentut. Haha bercanda.     

Kembali ke topik awal. Lebih parahnya lagi, mereka untuk sementara rela menjadi seperti  orang yang bertugas di lembaga “intelijen”, mengendap-ngendap, rela terbelusuk di bagian-bagian yang mungkin tidak terlihat oleh orang yang menjadi target, atau bisa saja, mereka menyamar, melihat-lihat sekitar, untuk menemukan kesalahan-kesalahan orang yang menjadi musuh bosnya, setelah itu dijadikanlah bahan berita yang selanjutnya akan di sebar luaskan dengan gaya bahasa penulisan yang membuat banyak orang semakin benci kepada target tersebut karena kesalahan yang dicari-cari oleh “intelijen”.

Orang-orang seperti inilah yang membuat citra buruk bagi segenap komunitas, kelompok, atau orang-orang yang menggeluti dunia tulis, dan segenap para jurnalis yang benar-benar menulis berita dengan sumber fakta yang ada, dan bisa dipertanggung jawabkan keorisinalannya, tanpa menyinggung pihak manapun. Apabila ada yang tersinggung bukan beritanya yang salah, tapi memang orang yang tersinggung itulah yang menganggap berita tersebut tidak layak untuk di beritakan, orang ini tersinggung kalau rakyat mengetahui berita tentangnya. Mereka menulis dengan hati nurani, menulis berita demi rakyat, bukan untuk kepuasan pribadi ataupun suatu kelompok. Adanya fakta ketidakadilan maka mereka tulis ketidakadilan, ada korupsi mereka tidak akan takut untuk memberitakan korupsi. Mereka membuat berita tidak sekedar dibuat-buat  agar lebih menarik atau lebih menggiurkan. Tapi sekali lagi, mereka MENULIS DEMI RAKYAT.  

*kamar vila atas (reporter LPS El Tasriih)