Kamis, 26 Januari 2017

Sejarah dan Perkembangan

Unknown


Sejarah dan Perkembangan

            Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta didirikan oleh Hadlratusy Syaikh K.H. Moenawwir pada tanggal 15 November 1910. Sejak awal berdiri dan masa perkembangannya, pondok pesantren ini semula bernama Pondok Pesantren Krapyak, karena memang terletak di Dusun Krapyak. Pada tahun 1976-an, nama pondok ditambah dengan Al-Munawwir sehingga lengkapnya adalah Pondok Pesantren Al--Munawwir Krapyak Yogyakarta. Penambahan kata Al-Munawwir ini untuk mengenang pendirinya, yang wafat pada tanggal 11 Jumadil Akhir 1360 H/6 Juli 1942 M. Selain itu, pondok pesantren ini juga terkenal sebagai pondok pesantren Al-Qur'an. Hal ini juga sesuai dengan keahlian beliau yang menjadi figur ulama besar ahli Al-Qur'an di Indonesia pada masanya dan hal inilah yang menjadi ciri khusus Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta, yaitu penekanannya pada madrasah Al Huffadz dan pengajaran Qira'ah Sab'ah. Keahlian beliau di bidang Al Qur'an, khususnya Qira'ah Sab'ah, juga didukung dengan sanad yang sambung sampai pada Rasulullah melalui guru beliau Syaikh Yusuf Hajar.

            Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak mempunyai kurang lebih 2.000 santri yang tersebar dalam bermacam-macam komplek dan asrama. Salah satu kompleknya adalah Komplek "L". Nama lengkapnya adalah Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek "L" Krapyak Yogyakarta. Komplek ini diasuh oleh Almaghfurlah Syaikhuna K.H. Ahmad Munawwir yang memiliki 200 santri. Pada tahun 2001 Syaikhuna wafat dan diteruskan oleh istri beliau, Ibu Nyai Hj. Shofiyah Ahmad dibantu putra tunggal beliau yaitu K.H. Muhammad Munawwar Ahmad.

Selasa, 03 Januari 2017

Aku, Malam Tahun Baru di Komplek L

Rafii
Orang-orang beramai-ramai hanya ingin merayakan tahun baru 2017, Mereka antusias dengan senyuman yang sangat lebar, raut wajah bahagia seraya bergandengan tangan dengan teman . Mereka bersorak-sorak sambil memegang kembang api yang dibawa. Yogyakarta - Sabtu (31/12), Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L menyambut malam tahun baru dengan diadakannya acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Aku hanya duduk dengan kaki melipat diatas sejadah merah bergambarkan mesjid dengan bibir terkatup-katup lirih bersolawat kepada Nabi Muhammad SAW. Tahun ini adalah tahun istimewa, jarang terjadi ketika dua kalender masehi dan hijriah memiliki bulan yang istimewa secara bersamaan. Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan kelahiran Nabi Isa AS. kesempatan yang langka ini dijadikan moment yang berharga oleh Pengurus Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L untuk melangsungkan perayaan puncak maulid nabi yang bertepatan di malam tahun baru karena malam tahun baru sering dijadikan kesempatan oleh para santri, sebelumya cara ini sudah berlangsung selama 6 hari berturut-turut dengan pembacaan kitab maulid diantaranya al-barzanji, ad-diba’i hingga maulid simtudduror.  Aku bertanya-tanya, kenapa harus malam tahun baru yang dijadikan puncak acaranya. tapi aku menikmatinya karena rasa cinta ini kepadanya.

Malam ini sangat berbeda, langit indah dihiasi taburan bintang yang merata, udara sejuk, angin berhembus lirih seolah menyelaraskan tiupannya dengan lantunan sholawat dan iringan musik rebana yang menggema diatas langit Krapyak membuatku merasa sangat bahagia. Bahagia karena cinta kepadanya, cinta yang tak pernah surut seperti air dilaut lepas, tanah yang ada di bumi dan bintang diatas kepalaku. Ratusan santri khidmat merasakan nikmat yang menyihir rasa dalam hati mereka, hingga mereka lupa akan keramaian yang terjadi diluar sana.

Sesudah bersolawat, sempat aku dengarkan Mauidhoh Hasanah dari bapak zaenal arifin yang mengatakan bahwa “ meskipun sekarang bukan lagi bulan rabi’ul awal yang pada umumnya orang memperingati mauled nabi nanum kita harus menumbuhkan rasa kita kepadanya. Tidak hanya pada moment-mement  tertentu tetapi seyogyanya sebagai umat islam kita harus terus mencintai nabi Muhammad SAW dengan cara bershalawat tanpa dibatasi oleh waktu”.

Acarapun selesai tepat pada pukul 21.00 WIB. aku masih duduk bersama dengan wakil lurah Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L yaitu Khoirul Anwar dan Achmad Soib  teman kelas dipengajian kitab kuning. kami asik dengan perbincangan yang membahas tentang acara ini karena beda dari yang lain. Aku bertanya kepada kang anwar.

“Kang, malam tahun baru kok diadakan maulid nabi ?”.

“Ada yang berpendapan bahwa malam taun baru itu merupkan malam kegelapan dimana panggung-panggung kemaksiatan didirikan dan umat kanjeng nabi berjingkrak-jingkrak di atas bumi ini. Maka dari itu, perlu adanya suatu perubahan tradisi sedikit demi sedikit yang tadinya tahun baru itu diisi dengan kemaksiatan, hura-hura bahkan ada yang mabuk-mabukan kita mulai dari yang terkecil salasatunya di pondok kita sendiri yaitu pondok pesantren komplek L dengan merubah hal-hal negative menjadi positif yaitu dengan memperingati lahirnya kanjeng nabi Muhammad SAW.” jawabya  dengan kewibawaan yang tinggi.

“Iya kang. Tapi kan, bisa kita adakan selain malam tahun baru?”

“Pak kyai dawuh langsung bahwasanya bakal ada tamu dari alumni komplek L dan mereka mencari waktu yang tepat karena mayoritas beliau-beliau itu adalah sesepuh dan guru-guru yang notabene sibuk. makadari itu, pak kyai mengintruksikan supaya peringatan maulid nabi diadakan pada malam tahun baru.”

“Ooohh. Berarti ada sangkut pautnya dengan alumni to”

“Iyaa”

Aku termenung sebentar lalu meneruskan pertanyaan ku kepada soib

“Ib, tujuan didakannya acara ini yang bertepatan pada malam tahun baru itu, untuk apa yo ?”

“Pertama untuk meminimalisir kegiatan santri yang melanggar syari’at. Seperti yang kita ketahui kan bahwasanya diluar sana dalam merayakan malam tahun baru itu sampai berlebihan. Sampai ada yang melanggar syari’at mungkin kamu juga sudah tahu”.

“Ooohh. iyo yo ib. terus apa ib selanjutnya ?”.

“Kedua untuk menjalin silaturahmi dan keakraban diantara santri. disini kita bareng sama teman-teman kamar dan kegiatannya pun dilingkungan sendiri.”

“Oke ib. aku setuju. Gimana kang anwar, sampean setuju kan”

“Wah. aku Sangat setuju apa yang dikatakan soib tadi”.

Malam semakin larut, suara letusan kembang apipun sudah mulai terdengar. Kami bergegas kembali kekamar masing-masing dengan harapan semoga diawal tahun baru ini kehidupan lebih berkwalitas dari tahun sebelumnya. Aku siapkan bantal, selimut, dan kasur lalu kurebahkan badan ini dengan hamparan kehangatan yang sudah aku lakukan - (Lukim).